Logo Web Program Sarjana

Metha Rosalia Pratiwi ; Yudith Anastasia Suta

Dosen Pembimbing : Hendi Bowoputro ST, MT ; Amelia K. Indriastuti, ST, MT

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Abu ampas tebu merupakan sisa hasil pembakaran dari ampas tebu. Saat ini abu ampas tebu mulai banyak digunakan sebagai bahan bangunan, antara lain komponen penyusun dalam pembuatan keramik, bahan campuran semen, dan sebagainya. Penggunaan abu ampas tebu pada beton, menghasilkan beton dengan peningkatan kekuatan tekan dan kekuatan lentur yang lebih baik dibandingkan dengan beton normal. Dalam penelitian ini, abu ampas tebu digunakan sebagai bahan tambah pada campuran Split Mastic Asphalt (SMA) karena abu ampas tebu memiliki kandungan serat selulosa yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja aspal. Menurut Materials Handbook, 1991, kandungan serat selulosa adalam abu ampas tebu cukup tinggi yaitu 45%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi abu ampas tebu sebagai bahan tambah aspal dan variasi kadar aspal terhadap karakteristik campuran SMA, prosentase abu ampas tebu yang optimum serta Kadar Aspal Optimum, serta untuk mengetahui Indeks Kekuatan Sisa (IKS) pada campuran SMA setelah perlakuan campuran asam.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental murni, dimana terdapat delapan variasi bahan tambah abu ampas tebu (0%, 0,75%, 1,5%, 2,25%, 3%, 3,75%, 4,5%, dan 5,25%) dan empat variasi kadar aspal (5%, 6%, 7%, dan 8%). Data hasil Marshall Test diolah dengan analisa statistik yang meliputi pengujian normalitas, uji varian, serta analisa regresi dan korelasi, dengan tujuan untuk mengetahui besar pengaruh kadar aspal dan abu ampas tebu dalam campuran.

Untuk karakteristik aspal, penambahan abu ampas tebu akan menurunkan nilai penetrasi dan daktilitas aspal, serta akan meningkatkan nilai titik lembek sehingga aspal menjadi lebih tahan terhadap temperatur yang tinggi. Penggunaan abu ampas tebu sebagai bahan tambah pada campuran SMA akan paling berpengaruh terhadap nilai (VIM), dimana korelasi  antara abu ampas tebu dengan nilai VIM adalah -0,52. Makin bertambahnya kadar abu ampas tebu maka nilai VIM akan mengalami penurunan. Sedangkan untuk nilai karakteristik campuran yang lainnya (VMA, stabilitas, flow, dan MQ), pengaruhnya sangat kecil. Kadar Aspal Optimum (KAO) diperoleh dengan menggunakan metode diagram pita dan metode iterasi Generalized Newton . Pada diagram pita nilai MQ (Marshall Qoutient) tidak terpenuhi sesuai syarat Bina Marga. Dengan metode iterasi Generelized Newton, variabel X (kadar aspal) dan variabel Y (abu ampas tebu) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai flow, sehingga persamaan regresi untuk flow tidak dapat dimasukkan ke dalam model persamaan regresi, akibatnya nilai KAO juga tidak didapatakan. Dari kedua metode tersebut tidak ditemukan KAO, maka campuran SMA dengan bahan tambah abu ampas tebu ini tidak mendapat perlakuan perendaman asam sehingga tidak didapatkan nilai IKS.

Kata kunci : penambahan abu ampas tebu, karakteristik SMA

 

Leave a Reply