Pembangunan fisik yang semakin meningkat memacu kita untuk dapat menjawab segala tantangan yang akan timbul pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Salah satunya adalah pada bidang forensik struktur. Pada forensik struktur, sering sekali dijumpai kecacatan ataupun kegagalan pada material benda uji. Kecacatan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, ataupun material yang tidak sesuai dengan desain. Selain beton, material yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi saat ini adalah logam (baja dan besi). Untuk uji beton, mungkin sudah sering dilakukan. Untuk pembahasan saat ini, material logam (baja dan besi) yang digunakan dalam dunia konstruksi juga dapat dilakukan pengujian. Secara umum, proses pengujian pada bahan logam dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok metode pengujian, yaitu :
- Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang dapat menimbulkan kerusakan logam yang diuji.
- Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak dapat menimbulkan kerusakan logam atau benda yang diuji.
- Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, dan bentuk strukturnya.
Pada beberapa kondisi, Destructive Test tidaklah efektif karena mengharuskan adanya kerusakan pada material pengujian. Apalagi jika material yang akan diuji adalah bagian struktur yang sudah ada atau kondisi eksisting. Sehingga NDT (Non Destructive Test) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan.
Tuntutan akan praktisitas mengenai sifat dan kekuatan baja pun ikut meningkat dengan berkembangnya teknologi. Sehingga dalam hal ini, dilakukan penelitian uji coba terhadap baja dengan menggunakan 3 (tiga) alat yaitu :
- Uji Tarik (Tensile Test) dengan Universal Testing Machine (UTM) (gambar 1)
- Electric Brinell Hardness Tester (gambar 2)
- Uji hardness dengan menggunakan Equotip Portable Rockwell Hardness, dimana Equotip Portable Rockwell Hardness merupakan alat Non Destructive Test. (gambar 3)
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Pada Gambar 1 dan 2 pengujian materal baja hanya dapat dilakukan di laboratorium sehingga harus dilakukan pengambilan sampel benda uji atau destructive test. Untuk pengujian dengan menggunakan Equotip Hardness dapat dilakukan langsung pada struktur atau elemen baja di lapangan atau kondisi eksisting. Sebagai contoh, terdapat konstruksi baja atau gudang yang sudah dibangun namun diperlukan analisis eksisting bangunan baik mutu maupun kapasitas bangunan tersebut.
Dengan menggunakan Equotip Hardness, nilai mutu dan kekerasan baja dapat diketahui tanpa melakukan perusakan atau pengambilan sampel untuk dibawa ke laboratorium, sehingga kapasitas struktur eksisting dapat dihitung. Berikut contoh hasil pengujian dengan menggunakan Equotip Hardness yang dapat langsung dibaca:
Dari contoh di atas terlihat hasil pengujian kekerasan leeb dengan jenis material baja, jumlah pantulan 9, dari arah tumbukan otomatis, hal tersebut dapat disimpulkan nilai tensile strength = 480 MPa.
Penulis : Dr. Eng Ming Narto Wijaya ST.,MT.,M.Sc., dan Ir. Siti Nurlina MT, IPP