Disertasi Aji Suraji : Pemodelan Sistem Manajemen Keselamatan Angkutan Umum Bus Antar Kota

Kecelakaan yang melibatkan angkutan umum khususnya bus di Indonesia sering terjadi dan selalu menjadi perhatian dan sorotan masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari hampir setiap tahun selalu terjadi kasus kecelakaan fatal yang melibatkan angkutan umum bus dengan banyak jumlah korban meninggal dan luka berat. Sementara itu dalam UU No 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ pasal 204 ayat 1 yang mengatur tentang sistem manajemen keselamatan.

Penelitian tentang sistem manajemen angkutan umum bus antar kota ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kecelakaan angkutan umum bus antar kota, (2) Mengetahui persepsi pemilik perusahaan otobus, pengemudi, dan penumpang terhadap bus yang berkeselamatan. (3) Membuat pemodelan sistem manajemen keselamatan angkutan umum bus antar kota.

Metode pengambilan data untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan, telah dilakukan penelusuran data sekunder kejadian kecelakaan yang melibatkan bus. Data sekunder diperoleh dari Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kepolisian Resort: Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto, Madiun, dan Ngawi. Untuk Mengetahui persepsi keselamatan bus telah dilakukan wawancara dan isian kuesioner kepada responden yang meliputi perusahaan otobus, pengemudi, dan penumpang. Sedangkan untuk membuat model sistem manajemen keselamatan telah dilakukan wawancara dengan responden Pejabat Kepolisian, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga yang meliputi wilayah Sidoarjo, Pasuruan. Probolinggo, Mojokerto, Madiun, dan Ngawi. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor kecelakaan adalah Principal Component Analysis (PCA). Selanjutnya untuk mengetahui persepsi perusahaan otobus, pengemudi, dan penumpang terhadap bus yang berkeselamatan digunakan metode Conjoint Analysis (CA). Sedangkan untuk membuat pemodelan sistem manajemen keselamatan angkutan umum bus antar kota digunakan metode Structural Equation Model (SEM).

Hasil penelitian tentang pemodelan sistem manajemen keselamatan bus antar kota sebagai berikut: (1) Pada dasarnya kecelakaan angkutan umum bus antar kota disebabkan oleh 4 faktor utama yaitu kendaraan, jalan, pengemudi dan lingkungan. (2) Faktor pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan angkutan umum bus antar kota adalah ketidakdisiplinan dan ketidakcakapan pengemudi. (3) Faktor kendaraan yang menjadi penyebab kecelakaan angkutan umum bus antar kota adalah kondisi rem yang tidak berfungsi dengan baik dan roda atau ban yang kondisinya sudah aus. (4) Faktor jalan yang menjadi penyebab kecelakaan angkutan umum bus antar kota adalah kondisi perkerasan yang rusak dan kondisi rambu dan marka yang tidak sesuai keperluan. (5) Faktor lingkungan yang menjadi penyebab kecelakaan angkutan umum bus antar kota adalah kondisi hujan yang menyebabkan jalan licin dan adanya banyak aktifitas samping. (6) Pendapatan pemilik perusahaan otobus merupakan hal yang utama dan prioritas bagi awak bus atau perusahaan otobus, sementara aspek keselamatan menjadi proiritas yang kedua. (7) Keselamatan angkutan umum bus antar kota harus dibenahi dengan membuat sistem manajemen keselamatan yang lebih implementatif dimulai dari pengambilan kebijakan yang tepat serta manajemen perusahaan yang peduli terhadap keselamatan.

Loading