Sugeng P Budio, Dosen Fakultas Teknik UB yang Malang Melintang Jadi ‘Otak’ Pembangunan Jembatan Gedung

Foto dari surat kabar

Dipercaya Timor Leste, Antar Mahasiswa Empat Kali Juara Nasional

Titel Sugeng belum doktor, apalagi professor. Namun, dalam hal karya, kiprah Sugeng di dunia teknik sipil tidak perlu dipertanyakan lagi. Sudah puluhan gedung dan jembatan di berbagai daerah dibangun berkat tanagn dinginnya. Meski sudah tersohor, Sugeng tetap menularkan ilmunya untuk pengabdian masyarakat. -Irham Thoriq-

Di kalangan wartawan, nama Ir Sugeng P Budio MS tak lagi asing. Saat ada permasalahan yang menyangkut teknik sipil, sering kali wartawan meminta komentar pria yang saat ini menjabat sebagai ketua jurusan (kajur) Teknik Sipil Universitas Brawijaya (FT UB).

Selain karena kepiawaiannya, alasan lain yang membuat Sugeng menjadi jujukan wartawan, karena pria ini tidak sukar dihubungi. Kesehariaannya, Sugeng memang low profile dan mudah bergaul. Meskipun dalam hal prestasi di bidang teknik sipil, nama Sugeng tidak bisa dianggap remeh.

Lantaran, kiprah Sugeng dalam dunia ketekniksipilan itu sudah malang melintang.

Jadi Tim Teknis Sejumlah Gedung di UB

Sejak menjadi dosen pada tahun 1984 silam, sudah puluhan jembatan dan bangunan di berbagai daerah yang menggunakan jasa Sugeng sebagai tim teknis. “Gedung dan jembatan juga banyak, tidak hafal totalnya berapa,” kata Sugeng kepada Jawa Pos Radar Malang saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (22/10) lalu.

Lantas Sugeng merinci jembatan dan gedung yang sudah menjadikan dia ‘otak’ dari pembangunannya. Untuk jembatan misalnya, menurut dia, sudah tak terhitung berapa jembatan yang pernah dia tangani. Di antaranya jembatan yang baru-baru ini dia garap adalah pembangunan jembatan di Gadang, Kota Malang pada tahun 2010 lalu.

Di tahun yang sama, Sugeng juga menjadi tim teknis di jembatan Sulfat yang panjangnya sekitar 50 m. Setahun berselang, Sugeng juga menangani Jembatan Kali Lanang, Kota Batu. “Dalam pembangunan ini, saya hanya menjadi tim teknis, jadi tidak mengganggu pekerjaan saya sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil),” papar pria yang juga menjadi ketua tim pembangunan Jembatan Betek- Tembalangan yang dibangun secara swadaya olehJawa Pos Radar Malang dan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Di tengah bercerita, Sugeng menerawang seolah ada yang dia ingat. Ternyata, Sugeng hendak menceritakan kalau sebelum tahun 1998 lalu, Sugeng sangat aktif membantu pembangunan jembatan di Timor Leste atau dulu sebelum merdeka daerah ini bernama Timor-Timor.

Di Timor Leste, Sugeng mengatakan, kalau dirinya ikut  membantu memprakarsai pembangunan 15 jembatan. Banyaknya jembatan yang dia ikut dalam membantu membangun ini lantaran, ketika itu Timor Leste yang masih menjadi bagian dari Indonesia sangat kekurangan jembatan.

Hanya saja, dari 15 jembatan itu,  kebanyakan Sugeng menjadi tim teknis yang member masukan lewat telephone atau melalui file yang dia kirim lewat e-mail dan kantor pos.”Di Timor Leste, dulukan masih kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), makanya minta bantuan ke UB. Saya menjadi salah satu timnya,” jelas pria kelahiran 25 Januari 1990 ini.

Ternyata, kepakaran Sugeng dalam menjadi tim teknis jembatan berhasil dia tularkan kepada para mahasiswanya. Ini terbukti, tim jembatan Fakultas Teknik UB yang dia bimbing dalam empat tahun terakhir berhasil menjadi jawara satu. Tahun lalu, tim jembatan tersebut menjadi juara satu dalam Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) yang digelar di UB. Kompetisi ini merupakan kompetisi paling bergengsi di tanah air dalam hal jembatan.

Nah, dari hasil desain mahasiswa yang memenangi KJI ini lah, lantas desain tersebut dijadikan desain Jembatan Betek-Tembalangan yang digagas Jawa Pos Radar Malangdan FTUB. Dalam pembangunan ini, Sugeng menjadi ketua timnya. “Ya kita sangat bangga, karena bisa mengalahkan kampus ternama seperti ITB, UI, UGM, dan kampus lain,” ujar peraih gelar master Teknik Sipil ITB ini.

Sebagai ketua jurusan dan Pembina tim jembatan, Sugeng mengatakan, kalau kunci sukses bisa mengantarkan mahasiswanya juara satu empat kali berturut-turut, karena dia berhasil menjadikan satu semua potensi yang ada di FT UB.

Menurut dia, FTUB memang aneka macam ahli di berbagai disiplin ilmu sudah ada.Nah,dari berbagai macam keahlian inilah SUgeng lantas menjadikan satu untuk membina para mahasiswa. Dengan demikian, banyak professor dan doktor yang berada di bawah Sugeng dalam membina mahasiswa. (*/c2/lia)

Sumber: Jawa Pos Radar Malan terbit Jum’at 24 Oktober hal 29 dan 39

Berita Terkait