PROYEK mulia pembangunan secara swadaya Jembatan Betek-Tembalangan akan bisa dituntaskan dalam waktu dekat. Syaratnya, tentu saja ada kesadaran dan kepedulian untuk membangun jembatan rangka baja dengan biaya yang berasal dari kantong warga tersebut.
Kepedulian untuk menyelesaikan pembangunan proyek yang diinisiasi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) dan Jawa Pos Radar Malang itu, kini sudah mulai meningkat. Pada 11 Juli lalu misalnya, ada dana masuk ke rekening BCA atas nama Radar Peduli untuk Jembatan Betek. Jumlah dana yang masuk adalah Rp 100 juta. Nama penyumbangnya tak disebutkan Jumlah sumbangan besar tanpa menyebut nama penyumbang ini bukan yang pertama kalinya masuk ke rekening BCA Radar Peduli.
Pembelian Kerangka Baja Menunggu Swadaya Warga
Pada 16 Mei lalu juga masuk sumbangan sebesar Rp 200juta. Total, dengan adanya tambahan dana sebear Rp 100 juta tersebut, jumlah dana yang masuk untuk kebutuhan pembangunan jembatan adalah Rp 627,27 juta. Anggaran itu masih jauh dan jumlah dana yang dibutuhkan.
Untuk penuntasan proyek mulia tersebut diestimasikan membutuhkan dana sekitar Rp 1,4miliar. ltu artinya masih ada kekurangan Rp 800 juta. Kekurangan anggaran ini lah yang harus ditanggung renteng bersama-sama warga Malang untuk menyelesaikan proyek swadaya pembangunan jembatan rangka baja pertama kali di Indonesia tersebut.
Jika warga Kota Malang berhasil menyelesaikan proyek swadaya tersebut, maka jembatan itu nantinya bisa menjadi jalur alternatif untuk mengurai kamacetan dijalan Soekarno-Hatta. Apalagi, pada tahun depan, rencananyaJembatan Soekarno-Hatta (Soehat) sisi timur akan dibongkar.
Saat ini, pembangunan Jembatan Betek-Tembalangan sendiri sudah menuntaskan dua selimut fondasi jembatan, yakni di sisi utara dan selatan. Tim FT UB juga sudah menuntaskan pengerjaan kepala jembatan(tumpuan fondasi yang dijadikan landasan kerangka baja). “Pengerjaannya sudah selesai. Tinggal finishing saja,” ujar mandor pekerja Arifin, saat ditemul di lokasi pembangunan Jembatan Betek-Tembalangan, Sabtu (12/7) kemarin.
Dan pantauan Jawa Pos Radar Malang, kayu landasan jembatan sudah dicopot. Di sisi timur disisakan dua batang kayu memanjang untuk memudahkan pejalan kaki. Namun, untuk kendaraan bermotor, sudah tidak bisa melintas.
Menurut Arifin, pencopotan kayu landasan sebagai persiapan pemasangan kerangka baja. Hingga kini, tim dan FT UB belum berani memesan kerangka baja lantaran dana swadaya dan masyarakat belum cukup. Diperkirakan, kerangka baja jembatan saja membutuhkan dana sekitar Rp 800 juta. Arifin mengatakan, lantaran proses pengerjaan banyak yang rampung, kini pihaknya hanya menunggu pengeringan cor-coran kepala jembatan. Untuk pengeringannya, diperkirakan membutuhkan waktu 21 hari.
Sedangkan ketua tim pembangunan Jembatan Betek-Tembalangan Ir Sugeng P. Budio MS mengatakan, hingga kini dia belum berani memesan kerangka baja jembatan lantaran anggaran pembangunan belum tersedia. “Kami berharap, segera ada bantuan dan warga untuk pengadaan kerangka baja,” harap Sugeng. (dan/cl/fir)
Sumber: Jawa Pos Radar Malang terbit Minggu 13 Juli 2014 hal. 25 dan 35